Magazine

video image 2254

Tempo : CEO Lojai Agus Tjandra Raih Top 10 of Asia 2014

Jakarta – Chief Executive Officer (CEO) dan Founder of Installment Online dari Lojai.com Agus Tjandra terpilih menjadi “Top 10 of Asia 2014: Asia’s Most Admired Technopreneur Award”, sebuah ajang penghargaan bergengsi di Malaysia yang diselenggarakan oleh majalah Top 10 of Asia.

Perhelatan ini dihadiri perwakilan dari sejumlah negara Asia seperti Jepang, Korea, Taiwan, Malaysia, Singapura, Filipina, Hongkong, Thailand, Arab Saudi, Tiongkok, India & Qatar.

Penghargaan yang diberikan di The Palace of The Golden Horses in Kuala Lumpur, Malaysia, pada 21 November 2014 ini diklaim prestisius karena dari setiap negara hanya dipilih satu hingga dua orang sebagai Top 10 Asia Corporate Ball.

Acara ini dihadiri oleh pejabat kerajaan Malaysia, sejumlah menteri dan penyanyi terkemuka Siti Nurhaliza.(Baca : Tiga Tokoh Indonesia Raih Kenton Miller Award)

Tahun ini, Agus Tjandra terpilih menjadi Top 10 of Asia 2014, yakni sebagai “Asia’s Most Admired Technopreneur Award 2014” berkat kiprahnya dalam memajukan industri ecommerce di Indonesia.

“Saya terkejut sekaligus senang bisa terpilih mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi ini. Saya terpilih melalui penilaian diam-diam (hidden investigation) yang dilakukan panitia, melewati ujian dan juga presentasi yang cukup ketat,” ujar Agus menanggapi penghargaan yang diberikan kepadanya pada 24 November 2014.

Agus yang menjabat sebagai Wail Ketua Umum idEA (Indonesia Ecommerce Association/Asosiasi eCommerce Indonesia) ini mengatakan, salah satu kriteria dirinya terpilih menjadi Top 10 of Asia 2014 adalah dedikasi tak kenal lelah dalam mengembangkan bisnis ecommerce di Indonesia dan melahirkan kreativitas memudahkan konsumen berbelanja online. Misalnya dengan ide Cicilan Online yang juga mendapatkan penghargaan MURI pada Oktober 2012.

“Cicilan Online yang saya kembangkan di Lojai, bahkan dianggap sangat menarik dan inovatif, sehingga menjadi bahan kajian dan kemungkinan akan dipertimbangkan untuk diaplikasikan di Malaysia,” urai Agus.

Dalam beberapa tahun terakhir, Agus Tjandra juga aktif menjadi pembicara mengenai perkembangan e-commerce di sejumlah negara seperti Malaysia dan Singapura, serta tentu di dalam negeri.

Ayah empat anak ini terakhir menjadi pembicara e-commerce di Kuala Lumpur.  Ia juga banyak mewakili idEA dalam sosialisasi tren belanja online di Tanah Air dan memberi masukan ke pemerintah.(Baca : Peter Carey Penulis Diponegoro Raih Penghargaan)

Agus menambahkan, penghargaan ini akan menjadi pelecut semangat untuk berbuat lebih baik lagi. “Saya berkomitmen akan terus menyebarluaskan belanja online sebagai sebuah gaya hidup.”

Top 10 of Asia adalah majalah bahasa Inggris yang dimiliki dan diterbitkan RHA Media Sdn Bhd. Kepanjangan ‘RHA’ adalah ‘Research House of Asia”.

Majalah ini berisi kisah bisnis yang sukses, berikut orang yang terlibat di dalamnya, serta menginspirasi gaya hidup di seluruh lini kehidupan Asia.

 

Source : https://gaya.tempo.co/read/624155/ceo-lojai-agus-tjandra-raih-top-10-of-asia-2014

Read More
video image 2333

Bloomberg BusinessWeek, 1st Indonesia eCommerce Icon & Technopreneur

Siapa yang tidak mengenal Amazon.com? Toko online yang menjual buku-buku, film, game, CD, DVD, perangkat lunak dan perangkat keras komputer, serta produk-produk terkait gaya hidup itu begitu dikenal di Amerika Serikat. Bahkan, boleh dibilang Amazon merupakan toko ranah maya yang terbesar sekaligus kiblate-commerce global saat ini. Siapa pun yang membicarakan e-commerce, sulit rasanya mengesampingkan kebesaran Amazon.

Beberapa tahun lalu, perusahaan yang berbasis di Seattle, Washington, itu berhasil membukukan laba usaha senilai $862 juta dari pendapatan sebesar $48,07 miliar. Sampai kuartal pertama 2012, jumlah karyawannya telah mencapai 65.600 orang. Padahal, toko yang melayani permintaan dari berbagai penjuru dunia itu baru berumur 18 tahun. Dan, ketika mendirikannya pun Jeff Bezos masih tercatat sebagai karyawan di perusahaan investasi serta pengembangan teknologi DE Shaw & Co.

Sementara itu, di belahan wilayah yang lain, publik China begitu mendambakan Jack Ma. Ma semula adalah guru bahasa Inggris di Hangzhou Teachers College, Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang. Pada 1999, Ma mengembangkan Alibaba.com, e-commerce berkonsepmarketplace yang diperuntukkan bagi perusahaan-perusahaan di mana pun berada yang ingin menjual atau membeli sebuah produk.

Dari situlah Ma dikenal dan dikenang. Sebab, Alibaba.com kini berhasil menarik sekitar 79 juta pengguna dari 240 negara. Situs yang kemudian berkembang menjadi Alibaba Group tersebut telah memiliki beberapa anak perusahaan, antara lain Taobao Marketplace, Tmall.com, eTao, dan Alibaba Cloud Computing. Apabila dijual saat ini, kelompok bisnis itu diramalkan bernilai $35 miliar atau setara dengan Rp300 triliun. Itulah yang membuat Ma dinobatkan sebagai Pemimpin Muda Global oleh World Economic Forum pada 2001.

Apa yang menjadi persamaan antara Amazon dengan Alibaba atau Jeff Bezos dengan Jack Ma? Amazon dan Alibaba sama-sama dikembangkan pada 1990-an. Sedangkan para pendirinya sama-sama lahir pada 1964. Yang menjadi pertanyaan, apa menariknya? Sepuluh tahun setelah kelahiran Bezos dan Ma, tepatnya 22 Agustus 1974, di Kota Palembang, Sumatera Selatan, lahirlah Agus Tjandra yang amat bermimpi menjadi Jeff Bezos atau Jack Ma-nya Indonesia.

Agus, demikian ia akrab disapa, menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Ia baru merantau ke ibu kota Jakarta ketika melanjutkan studi ke Universitas Bina Nusantara pada 1993. Karena ingin mempelajari sistem informasi manajemen, ia mengambil jurusan Management Information Systems. Pada 1998, usai dinyatakan lulus dari kampus, ia mengawali kariernya dengan bergabung menjadi staf biasa di perusahaan eksportir seafood.

Di pabrik eksportir seafood tersebut, Agus mendapatkan banyak pelajaran yang berharga. Ia menjadi tahu pengelolaan bisnisnya, mulai dari mencari bahan baku hingga proses pengiriman ke pelanggan di luar negeri. Agus pun dipercaya menjadi overseas marketing untuk melayani pembeli dari Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa dengan posisi terakhir marketing manager.

Tapi, Agus tak bertahan lama. Ia “dibajak” oleh salah satu perusahaan international trading terbesar dari Jepang setahun kemudian untuk mengurusi kantor perwakilan yang baru dibuka di Jakarta. Tentu saja bebannya tak bisa dibilang ringan karena ia bertanggung jawab langsung kepada atasannya yang berasal dari kantor pusat. Selain itu, ia wajib membesarkan perusahaan tersebut yang masih berada di titik nol. Padahal, kala itu Indonesia sedang terpuruk akibat krisis ekonomi yang melanda.

Berbagai tantangan itu justru yang membuat Agus lekas memahami arti bisnis sebenarnya. Ia banyak belajar dari keadaan. Disiplin, selalu berpikir positif, dan terus memikirkan berbagai inovasi merupakan sedikit hal yang ia lakukan tanpa henti demi membesarkan perusahaan. Soal inovasi, misalnya, ia tak pasrah dengan sedikit klien. Ia rela mendatangi perusahaan-perusahaan nasional untuk mengajaknya memasarkan produk-produk mereka ke pasar mancanegara.

Karena itu, setiap bulan ia mengunjungi negara-negara potensial untuk mencari para pembeli produk-produk dari Indonesia. Tidak hanya seafood, ia memperbanyak dengan produk kopi, lada, atau apa saja yang sekiranya laku di pasar internasional. “Sehingga, hampir semua negara sudah pernah saya kunjungi, terutama China dan Hong Kong serta negara-negara di kawasan Eropa,” katanya.

Dan, yang paling berguna bagi penyuka pop mandarin dan jazz itu ialah menjadi mengerti bagaimana proses manajemen rantai pasokan (supply chain management) sebuah barang, mulai dari mencari penjual, menemukan dan melobi pembeli, mengirimkan, sampai mengatur pembayaran, dan lain sebagainya. Ia pun berpengalaman dalam membuka pasar-pasar baru. Pengalaman itulah yang membuat ia berpikir hal-hal baru, termasuk membuka bisnis sendiri.

Pada 2005, karena menyukai refleksi, Agus mencoba peruntungan di bisnis refleksologi. Tidak lama berselang, ia membuka gerai salon kecantikan bernama Salon Anna Wijaya di ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan, atas hak waralaba dari Anna Wijaya, temannya. “Pada dasarnya, saya hobi berbisnis. Jadi, apa saja yang sekiranya menguntungkan, akan saya bisniskan,” ungkapnya. Walau sudah membuka bisnis sendiri, bukan berarti Agus telah keluar dari perusahaan international trading Jepang itu.

Agus baru mundur pada 2007 setelah jiwa bisnisnya semakin menggelora. Ia lantas mendirikan PT Agna Prosperindo Abadi, perusahaan penyedia katalog belanja bagi para nasabah perbankan. Prosesnya hampir mirip dengan perusahaan trading bahwa perusahaan tersebut mengimpor barang-barang bermerek asal Jepang, Amerika Serikat, China, Taiwan, dan Hong Kong untuk dipasarkan melalui katalog. Untuk menjalankan bisnisnya, ia menggandeng bank-bank penyedia kartu kredit.

Percaya atau tidak, dalam menjalankan bisnisnya itu, yang nota bener terkait kartu kredit, Agus hanya bermodalkan kartu kredit pula. Ceritanya, ketika menjadi international trader di perusahaan Jepang, ia sering mendapat tawaran kartu kredit. Jika orang lain sibuk menolaknya dengan berbagai alasan, ia malah selalu menerimanya. Bahkan, sampai saat ini memiliki 20 kartu kredit dari berbagai bank yang berbeda.

Berbekal kartu kredit itulah ia berbelanja barang-barang yang memungkinkan untuk dijual kembali melalui katalog. Fokus produknya adalah gadget, aksesori, peralatan rumah tangga, dan produk-produk penopang gaya hidup. Baginya, ada ceruk yang bisa dijadikan peluang bisnis sehingga ia berani melakukan dengan cara itu. “Memang harus berani,” ujarnya. “Mungkin kelebihan saya, saya bisa melihat tren yang akan terjadi di masa depan.”

Sekali waktu, ia mengimpor gelang kesehatan merek Magnvm dan memasarkannya melalui katalog yang ia buat. Tak disangka, permintaannya begitu membludak, bahkan meraih predikat Best Seller dari Bank Internasional Indonesia pada 2008. Atas kesuksesan itu, bank-bank lantas berlomba-lomba mengandeng Agnaprosperindo. Reputasi Agus dan perusahaannya pun semakin kinclong di mata kalangan perbankan. Sampai akhirnya tren belanja online mewabah di Indonesia dan ditangkap Agus dengan membuka toko PasarKredit.com.

Besarnya potensi pasar e-commerce nasional yang semakin tumbuh membuat Agus makin yakin untuk menyeriusi bisnis tersebut. Sayangnya, konsumen nasional terlalu gengsi untuk berbelanja di PasarKredit.com yang mengharuskan Agus mengubah namanya (rebranding) menjadi Lojai.com pada 2010. Lojai diambil dari bahasa Portugis yang bermakna Toko dengan konsep online department store. “Orang Indonesia itu malu kalau disebut barangnya kreditan. Makanya kami harus melakukan rebranding.”

Pasca-rebranding, Lojai.com langsung mendapat sambutan yang meriah dari pengguna internet di Tanah Air. Posisinya pun melesat mendekati Rakuten Belanja Online asal Jepang dan Blibli.com milik keluarga Djarum. Berbeda dari e-commerce lainnya, selain memasarkan lebih dari 100 merek-merek kelas menengah atas seperti Apple, Samsung, dan Sony, bahkan satu-satunya toko online yang dipercaya memasarkan merek St Dupont, Lojai.com menawarkan cicilan hingga 24 bulan dari 14 kartu kredit, baik MasterCard, Visa, maupun lainnya. Padahal, kompetitornya paling banyak hanya memiliki 2-3 pilihan kartu kredit.

Selain itu, kini Lojai.com sedang mempersiapkan diri berekspansi ke kawasan Asia Tenggara, khususnya Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Brunei Darussalam. “Di dalam negeri, saya yakin Lojai.com akan memiliki 9 juta pelanggan selama lima tahun ke depan,” kata Agus. “Dan, kalau memungkinkan, kami akan segera ekspansi ke luar negeri.” Barangkali itulah jalan bagi Agus untuk bisa disebut Jeff Bezos atau Jack Ma-nya Indonesia. “Obsesi saya ingin mencetak sejarah baru di dunia e-commerce Tanah Air,” kata penggemar film kungfu itu.[Bloomberg Businessweek Indonesia]

 

Read More
video image 2281

10times.com articles Asia eCommerce conference speakers

Agus Tjandra sebagai salah satu top Asia eCommerce conference speakers sebagaimana dikutip dalam 10times.com bersama dengan beberapa speakers terkemuka lainnya.

source : http://10times.com/asia-e-commerce-conference/speakers

Read More
video image 2262

Lojai.com Synergy with Bank BII (no MayBank)

【本报雅加达盾】管理lojai.com购物网的Agnaprosperindo Abadi有限公司,瞄准目前印尼650万个信用卡持有人为主要市场,并在五年内争取到900万个成员作为指标。

Agnasprosperindo Abadi 有限公司首席执行官Agus Tjandra称其购物网络已与14家国内银行与外国银行以及比其他购物网络合作,提供最完整的付款选项。

本周六, 他在雅加达对记者说:“迄今为止,我们是印尼电子商务的首个使用3D安全代号,作为保护机制与交易安全的零售商。”

他称达650万个信用卡持有人是很有潜力的市场基础。尤其是他们大部分是习惯于网上购物的网络用户。

“我们的商业基础与一些家银行合作,利用产品目录开始销售。通过Lojai.com发展网上商业是,除了宽阔的市场成员之外,以信用卡持有人的主要指标的扩展策略。”

阿古斯称迄今成员已扩散在一些地区,但是主要市场仍然是在爪哇的大成市,尤其是雅加达。以后,其公司努力扩大市场到爪哇岛以外,尤其是印度尼西亚东边区域。

“在五年内,我们也将开发在外国市场,尤其是东盟市场国家,包括文莱、越南、泰国与新加坡。”

电子交易观察家Purjono Agus Suhendro称预测2015年印尼电子商业的市场价值比2010年同期3490万美元,增加到1亿8080万美元,

“2010年到2015年网络用户从3960万个大幅增加到1亿4500万个来说,印尼电子市场成为外国投资者窃视的目标。他们甚至收购我国一些网上购物的网络。”

Source : http://www.shangbaoindonesia.com/indonesia-finance/650万个信用卡持有人为其中对象-lojai购物网争取成员900.html

Read More
video image 2306

BPT IoT Dorong Pemerintah dan Industri Transformasi Proses Pelayanan

Blue Power Technology (BPT), penyedia solusi infrastruktur TI yang juga anak usaha Computrade Technology International (CTI Group), kembali menggelar BPT Industry Solution. Seminar yang menyajikan informasi solusi TI inovatif guna menjawab tantangan industri terkait bisnis dan teknologi, di Ritz Carlton Hotel Mega Kuningan.

BPT Industry Solution mengangkat tema “Empowering City and Business Revolution in Smart Way” dengan mempertemukan para stake holders di bidang TI, termasuk pemerintah dan pelaku bisnis dari BUMN, e-commerce dan lintas industri untuk mendiskusikan solusi smart city dan e-commerce demi peningkatan kualitas hidup masyarakat dan kemajuan bisnis.

Acara yang mengusung konsep paperless ini dihadiri oleh Country Manager IBM Indonesia Gunawan Susanto, Senior Vice President dan Chief Operation Officer Markplus Inc. Jacky Mussry serta Wakil Ketua Umum Indonesia E-commerce Association (IdEA) dan CEO Lojai.com Agus Tjandra.

Presiden Direktur BPT Lugas m Satrio menyatakan kehadiran Internet-of-Things (IoT) mendorong pemerintah dan industri melakukan transformasi dari layanan konvensional menjadi layanan berbasis internet. Model bisnis saat ini mengutamakan kecepatan dan kemudahan layanan yang melahirkan e-commerce.

Begitu pula program pemerintah dengan mulai dikembangkannya ide smart city melalui integrated IT solution. Melalui BPT Industry Solution ini, kami ingin mengedukasi para stake holders mengenai manfaat TI dalam mempercepat proses pembangunan kota dengan pelayanan yang lebih efisien dan efektif serta memajukan sektor e-commerce di tanah air.

“Tentunya mewujudkan smart city harus diikuti dengan smart people dan smart business. Menjawab hal ini, BPT hadir dengan solusi digital marketing campaign, e-commerce, electronic document transfer and distribution, Internet of Computers (IoC) smart things, dan document management,” tutur dia, Selasa (19/5)

Potensi pengembangan smart city dan e-commerce ini didukung dengan hasil riset dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang mengatakan pengguna internet di Indonesia tumbuh 16,2 juta menjadi 88,1 juta di tahun 2014 atau dengan kata lain memiliki penetrasi 34,9 persen.

Presiden IBM Indonesia, Gunawan Susanto menyatakan sebagai perusahaan Teknologi Informatika terdepan dan kaya pengalaman, IBM terus berinovasi memperluas bisnisnya sejalan dengan perkembangan ekonomi dan kebutuhan TI di Indonesia. Salah satu teknologi terdepan yang kami miliki adalah IBM Intelligent Operation Center (IOC) yang merupakan teknologi yang mengembangkan Smarter City di beberapa negara dunia antara lain Rio de Jeneiro – Brazil dan City of Davao – Filipina.

“Saat ini kami juga membantu kota Bandung menjadi Smarter City pertama di Indonesia dengan menggunakan teknologi IBM IOC yang diterapkan di Bandung Command Center dan berharap banyak kota lain yang mengikuti Bandung di Indonesia” ungkap Gunaan

Lembaga riset Gartner memprediksi sebanyak 1,1 miliar perangkat akan terkoneksi dalam platform smart city sepanjang 2015, di mana angka ini akan melonjak menjadi 9,7 miliar di tahun 2020.  Pembangunan smart home dan smart commercial buildings akan mewakili 45 persen dari total connected things di tahun 2015. Dengan peluang investasi dan peningkatan layanan provider, Gartner memprediksi persentase akan meningkat menjadi 81 persen pada tahun 2020.

Peluang bisnis e-commerce juga tak kalah menggairahkan. Brand & Marketing Institute (BMI) Research memprediksi nilai transaksi online di Indonesia akan meningkat signifikan dari Rp21 triliun di 2014 menjadi Rp50 triliun.  Riset tersebut mencatat jumlah layanan belanja online sebanyak 24 persen dari total pengguna internet, sementara nilai rata-rata pengeluaran belanja online orang Indonesia dalam setahun mencapai Rp 825 ribu per orang.

source : https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/15/05/20/nomiwm-bpt-iot-dorong-pemerintah-dan-industri-transformasi-proses-pelayanan

Read More
video image 2304

SoftBank to Invest $100m in Tokopedia

Jakarta. Japanese telecommunications and Internet provider SoftBank is leading a $100 million investment in Tokopedia, an Indonesian marketplace firm, in an effort to tap the Southeast Asian country’s burgeoning e-commerce industry, according to an official statement.

The investment round — which will be under SoftBank’s newly formed Softbank Internet and Media Inc. (SIMI), and joined by Sequoia Capital and existing shareholder SB Pan Asia Fund — will pave the way for SIMI and Sequoia Capital’s representatives to join the Indonesian firm’s board of directors.

Nikesh Arora, vice chairman of SoftBank and chief executive of SIMI said there is great potential for online marketplaces in Indonesia.

“In the Asia region, the growth potential for online marketplaces particularly stands out in Indonesia,” Arora said.

“Tokopedia has seen remarkable growth with their innovative business model. Leveraging synergies with our network of Internet businesses, we are confident we can help Tokopedia’s success in the Indonesian market.”

Japanese companies are turning their investment to Indonesia, with over $2 billion worth of mergers and acquisitions in the country last year or over 17 percent of Japan total investment in Southeast Asia.

William Tanuwijaya, chief executive of Tokopedia, said the investment would help Tokopedia to improve human resources, upgrade technology and enhance the design of its services. Tokopedia is competing with Berniaga, OLX, BukaLapak and Kaskus as the top marketplace platform in Indonesia.

The total volume of e-commerce transactions in Indonesia in 2013 was $5 billion despite the fact that Indonesia has one of the slowest Internet speeds in the world. Additionally, Indonesia has one of the lowest rates of Internet penetration of any country in the world.

Agus Tjandra, the deputy chairman of the Indonesia E-Commerce Association, or idEA, expected the transaction volume  of online marketplaces to reach $25 billion by 2016.

source : http://jakartaglobe.id/business/softbank-invest-100m-tokopedia/

Read More
video image 2298

Bisnis Online Bisa Topang Ekonomi Saat Krisis

Kinerja ekonomi pada triwulan I-2015, yang mengalami perlambatan diperkirakan tidak akan memengaruhi bisnis e-commerce. Bahkan, bisnis model tersebut. saat ini dalam kondisi stabil dan cenderung mengalami peningkatan.

Wakil Ketua Asosiasi e-commerce Indonesia (idEA), Agus Tjandra, mengungkapkan alasannya, industri toko online merupakan bisnis yang paling efisien dan murah saat ini. Sebab, tidak memerlukan biaya operasional yang besar seperti, sewa gedung, dan fasilitas perkantoran lainnya.
Pengurangan biaya operasional yang signifikan tersebut dapat dialihfungsikan ke biaya promosi. Dan, harga jual produk bisa lebih terjangkau, karena lebih hematnya biaya operasional yang dikeluarkan pelaku usaha.
CEO sekaligus Founder Lojai.com ini mengatakan, bisnis ini juga telah terbukti tahan krisis. Bahkan, ketika krisis ekonomi 2008 lalu, industri e-commerce justru menopang perekonomian di Amerika Serikat dan China yang pada saat itu sedang terhempas badai krisis.
“Diharapkan, hal itu juga bisa terjadi di Indonesia, saat ekonomi melambat,” ujar Agus dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Senin 25 Mei 2015.
source : https://www.viva.co.id/berita/bisnis/630173-bisnis-online-bisa-topang-ekonomi-saat-krisis
Read More
video image 2295

Ini bocoran 4 sektor bisnis online menjanjikan di Indonesia

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pasar e-commerce sangat menjanjikan. Bisnis online setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, baik dari jumlah pedagang maupun transaksi.

Wakil Ketua Asosiasi e-commerce Indonesia (idEA), Agus Tjandra menargetkan, transaksi bisnis online mencapai USD 30 miliar di akhir 2016. Menurutnya, ada empat jenis perdagangan online yang bisnisnya sangat menjanjikan di Indonesia.

“Sektor paling banyak menjanjikan fesyen, gadget dan elektronik, kosmetik dan kecantikan serta furniture,” ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (9/8).

Menurutnya, fesyen online di Indonesia sangat berkontribusi dalam perkembangan ekosistem belanja online. Setidaknya, pada 2015 lalu pangsa pasar sektor fesyen mencapai 99 persen dengan nilai transaksi USD 2 miliar.

“Tahun ini nilai transaksi di sektor fesyen diperkirakan USD 2,7 miliar dan tahun 2017 mencapai USD 4 miliar,” jelas Agus.

Kedua, bisnis e-commerce yang juga menjanjikan adalah sektor gadget dan elektonik, dengan nilai transaksi pada tahun 2015 sebesar USD 1,3 miliar. Diperkirakan pada tahun ini mencapai USD 1,5 miliar dan tahun 2017 sebesar USD 1,9 miliar.

Ketiga, sektor alat kecantikan atau kosmetik. Pada tahun lalu nilai transaksi sebesar USD 570 juta, tahun ini diperkirakan mencapai USD 676 juta dan tahun depan menyentuh angka USD 804 miliar.

Terakhir, sektor furniture yang tercatat nilai transaksinya mencapai USD 972 miliar di tahun 2015, diperkirakan tahun ini melonjak USD 1,4 miliar dan tahun 2017 mencapai USD 2 miliar. [idr]

 

source : https://www.merdeka.com/uang/ini-bocoran-4-sektor-bisnis-online-menjanjikan-di-indonesia.html

Read More
video image 2289

Ini Aturan yang Harus Dicermati Pebisnis Online

JAKARTA, – Pelaku bisnis online alias e-commerce mesti bersiap-siap. Sebab, dalam waktu dekat, Kementerian Perdagangan akan merilis peraturan tentang e-commerce. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina, mengatakan, ada beberapa poin dalam rancangan peraturan menteri perdagangan tentang e-commerce yang harus dipahami oleh pelaku bisnis online.

Pertama, semua situs perdagangan online harus terdaftar. Ke depan, pengusaha online tak bisa lagi melakukan aktivitas jual-beli online secara bebas. Selain itu, pelaku bisnis online juga harus mendeklarasikan etika bisnis yang dimiliki. Tak kalah penting, pengusaha online dilarang mewajibkan konsumen membayar produk yang dikirim tanpa ada kesepakatan terlebih dahulu.

Kedua, pelaku bisnis online juga harus menyusun data dan bukti transaksi dengan benar. Data transaksi ini nantinya bisa digunakan sebagai alat bukti dan memiliki kekuatan hukum.

Ketiga, lantaran perdagangan online bersifat global, Kementerian Perdagangan membolehkan pihak yang nantinya mengalami sengketa perdagangan untuk memilih kaidah hukum perdagangan internasional. Jadi, Srie mengatakan, pihak yang bersengketa tidak harus menyelesaikan sengketa menurut hukum perdagangan Indonesia. Cuma, sebagai bentuk perlindungan konsumen, situs perdagangan dari dalam negeri maupun luar negeri diwajibkan mematuhi hukum perlindungan konsumen yang ada di Indonesia.

Keempat, meski transksi dalam bisnis online bersifat digital, Srie mengatakan, kontrak perdagangan dalam transaksi elektronik harus tetap memasukkan keterangan terkait identitas, spesifikasi barang, legalitas barang, nilai transaksi, persyaratan dan waktu pembayaran, prosedur pengembalian, dan prosedur pengiriman barang. Situs e-commerce luar maupun dalam negeri juga diwajibkan membuat kontrak perdagangan online ini dalam bahasa Indonesia. Kontrak ini harus disimpan dalam kurun waktu tertentu dan boleh menggunakan tanda tangan elektronik sebagai pelengkap kontrak.

Kelima, situs perdagangan online juga harus memiliki trustmark. Dengan adanya trustmark internasional, konsumen akan merasa lebih aman saat berbelanja di situs tersebut.

Keenam, Kementerian Perdagangan akan menerbitkan daftar hitam alias blacklist bagi situs perdagangan online yang melanggar aturan berdasarkan laporan yang masuk ke Kementerian Perdagangan. Dengan begitu, konsumen akan merasa lebih aman saat berbelanja secara online. “Situs – situs yang telah diaudit nanti disusun berdasarkan yang sudah mendaftar, yang sudah memiliki trustmark dan situs yang di-blacklist,” kata Srie.

Jangan terlalu ketat

Wakil Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Agus Tjandra, menyarankan, regulasi e-commerce di Indonesia sebaiknya tidak dibuat terlalu ketat. Menurut Agus, Indonesia bisa belajar dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Di kedua negara itu, perdagangan online pada tahun 1992 juga mengalami banyak kasus criminal. Namun, otoritas di kedua negara itu bisa menangani dengan baik.

Menurut Agus, tanpa perlu membuat peraturan ketat yang membatasi pertumbuhan e-commerce,  Amerika dan Tiongkok malah memberlakukan sanksi tegas bagi pelaku kriminal dengan motif transaksi online. Pelaku kejahatan tersebut memperoleh publikasi besar-besaran sehingga bisa mengontrol pelaku e-commerce lain yang ingin mencoba melakukan tindak kriminal. Saat ini, hampir 40% dari industri perdagangan di Amerika dilakukan melalui online.

Sementara, sebagian besar transaski perdagangan online di Indonesia didominasi pelaku industri travel dan hotel. Sehingga, menurut Agus, tidak tepat jika Kementerian Perdagangan memberikan persyaratan ketat. Dikhawatirkan, para pelaku usaha kecil yang mencoba mengembangkan bisnisnya secara online akan terhambat. “Untuk fase sekarang, sebaiknya tidak bikin peraturan dulu karena bisa mengakibatkan industry e-commerce tidak tumbuh,” kata Agus.

Di Indonesia, total total transaksi e-commerce terbilang besar. Pada tahun 2013, total transaksi online mencapai 5 miliar dollar AS. Diperkirakan, pada tahun 2016, total transaksi e- commerce bakal mencapai 28 miliar dollar AS.

source: https://ekonomi.kompas.com/read/2014/08/22/203200426/Ini.Aturan.yang.Harus.Dicermati.Pebisnis.Online

Read More
video image 2285

Pesta Belanja Online Segera Digelar

Jakarta – MasterCard Indonesia menggandeng Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) untuk meluncurkan Pesta Belanja Online. Program tersebut merupakan kerja sama dengan 14 merchant terkemuka di tanah air yang diharapkan dapat meningkatkan transaksi elektronik (online) di Indonesia.

Vice President and Country Manager MasterCard Indonesia Irni Palar mengatakan, merupakan suatu kehormatan bagi MasterCard melakukan kerja sama dengan idEA. Kemitraan strategis keduanya berjalan dari Agustus 2014-Januari 2015. Tujuan program ini adalah mendorong dan membangun transaksi elektronik di Indonesia.

Pesta Belanja Online juga merupakan salah satu bentuk komitmen MasterCard dalam mengembangkan potensi e-commerce (pedagang elektronik) di Indonesia. “MasterCard selalu berusaha memberikan solusi pembayaran elektronik yang cepat, aman, dan nyaman, melalui dukungan infrastruktur jaringan yang kuat dan kemitraan dengan bank-bank di Tanah Air. Program ini adalah bentuk kontribusi Mastercard untuk mendukung program Bank Indonesia (BI), less cash society,” ujar Irni di Jakarta, Kamis (7/8).

Apabila dibandingkan dengan negara maju, jelas Irni, transaksi elektronik bukan hal yang asing lagi di Indonesia. Namun, banyak hal yang harus mereka pelajari. Pemilihan idEA sebagai mitra bisnis berdasarkan banyak pertimbangan, salah satunya adalah di dalam Asosiasi E-commerce Indonesia itu tergabung merchant-merchantpopuler dan besar. “Kita pun mendukung program kerja idEA. Karena menurut kami bagus sekali. Edukasinya dilakukan tidak hanya dilakukan untuk masyarakat, tetapi untuk perusahaan-perusahaan yang tergabung di organisasi tersebut,”ungkap dia.

Menurut MasterCard Online Shopping Behavior Study, sistem konvensional seperti uang tunai masih mendominasi sistem pembayaran online shopping di Indonesia jumlah 37,9 persen. Kemudian transfer tunai antar bank sebesar 27,5 persen. Sementara itu, berdasarkan survei MasterCard yang dilaksanakan di 14 negara Asia Pasifik, terdapat tiga faktor utama yang menentukan pembeli melakukan belanja online. Faktor tersebut,antara lain metode pembayaran yang nyaman (92,6 persen), kecepatan transaksi (92,2 persen) dan fasilitas pembayaran yang aman (92 persen). Adapun, tambahan data dari MasterCard bahwa 83,9 persen dari masyarakat Indonesia memilih online shopping karena adanya penawaran yang menarik.

Pada kesempatan sama, Wakil Ketua idEA sekaligus Chief Executive Officer Lojai.com (online departemen store) Agus Tjandra mengatakan, semua e-commerce yang menjadi anggota dari di idEA adalah legal. Sampai dengan hari ini pihaknya memiliki 75 anggota yang terdiri dari bank, e-commerce, maupun PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Menurut dia, e-commerce dalam lima tahun mendatang akan menjadi lifestyle.

“Harapan saya ke depan, Indonesia merupakan salah satu negara pemain e-commerce yang dipandang di seluruh dunia,” ujar Agus.

 

source : http://www.beritasatu.com/industri-perdagangan/201310-pesta-belanja-online-segera-digelar.html

Read More